5 Mitos tentang Meditasi, Mana yang Sempat Anda Percaya?
Masih percaya meditasi harus berjam-jam dan di tempat sunyi? Simak 5 mitos tentang meditasi yang sebaiknya Anda tinggalkan.

Meditasi saat ini semakin populer sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Banyak orang mulai meluangkan waktu sejenak di tengah kesibukan harian untuk bermeditasi, demi mendapatkan ketenangan batin dan mengurangi stres.
Namun, di balik manfaatnya yang sudah terbukti, masih banyak mitos seputar meditasi yang beredar di masyarakat. Beberapa anggapan keliru ini justru membuat sebagian orang ragu untuk mencoba, atau merasa tidak cocok saat baru memulai.
Nah, berikut ini lima mitos tentang meditasi yang sering dipercaya orang. Coba cek, mana yang pernah Anda yakini?
1. Meditasi Harus Dilakukan Berjam-jam Agar Efektif
Banyak orang mengira meditasi harus dilakukan dalam waktu lama, minimal satu jam, agar hasilnya terasa. Faktanya, meditasi tidak diukur dari durasi, melainkan dari kualitas fokus dan ketenangan yang didapat.
Meditasi selama 5–10 menit setiap hari secara rutin cukup untuk memberikan manfaat bagi tubuh dan pikiran, dibandingkan dengan meditasi selama 1 jam tapi hanya dilakukan 1 tahun sekali. Jadi, jangan ragu untuk mulai dari waktu singkat dan perlahan menambah durasinya sesuai kenyamanan Anda.
2. Meditasi Harus Selalu Dilakukan di Tempat Sunyi
Mitos lain yang sering dipercaya adalah meditasi harus dilakukan di tempat yang benar-benar sunyi dan jauh dari keramaian. Padahal, meditasi justru bisa dilakukan di mana saja, termasuk di tengah lingkungan yang tidak terlalu tenang.
Yang terpenting adalah bagaimana Anda bisa membawa perhatian ke dalam diri, fokus pada napas, dan menyadari pikiran yang datang dan pergi tanpa larut di dalamnya. Beberapa teknik meditasi modern bahkan mengajarkan meditasi saat berjalan, di transportasi umum, atau di sela-sela pekerjaan kantor.
3. Saat Meditasi, Pikiran Harus Sepenuhnya Kosong
Salah satu alasan orang gagal di awal mencoba meditasi adalah karena merasa tidak bisa mengosongkan pikiran. Padahal, meditasi bukan tentang menghilangkan semua pikiran, melainkan menyadari kehadiran pikiran tanpa terikat dengannya.
Pikiran akan selalu muncul, dan tugas Anda hanyalah memperhatikan tanpa perlu menilai atau mengikuti alur pikirannya. Seiring waktu, Anda akan belajar untuk lebih fokus dan tidak mudah teralihkan.
4. Meditasi Hanya untuk Orang yang Religius atau Spiritualitas Tinggi
Sebagian orang masih menganggap meditasi sebagai praktik religius tertentu. Faktanya, meditasi bersifat universal dan bisa dipraktikkan siapa saja tanpa harus terikat pada agama atau kepercayaan khusus.
Meditasi modern banyak digunakan di bidang kesehatan, psikologi, hingga pengembangan diri. Fokus utamanya adalah mengolah pikiran, mengatur napas, dan meningkatkan kesadaran diri, bukan soal keyakinan.
5. Hanya Orang Tenang yang Cocok Meditasi
Mitos terakhir yang sering terdengar adalah meditasi hanya cocok untuk orang yang memang sudah tenang atau sabar. Justru sebaliknya, meditasi sangat bermanfaat bagi Anda yang sering cemas, mudah marah, atau sulit fokus.
Melalui latihan rutin, meditasi membantu mengelola emosi, meningkatkan mood, dan membuat pikiran lebih jernih. Jadi, siapa pun Anda, sibuk, gelisah, atau aktif sekalipun, tetap bisa merasakan manfaat meditasi.
BACA JUGA: Tips Membangun Rutinitas Meditasi di Tengah Kesibukan
Kini saatnya Anda meninggalkan mitos-mitos seputar meditasi yang terbukti keliru. Meditasi tidak harus lama, tidak butuh tempat sunyi total, dan tidak memerlukan pikiran kosong sepenuhnya. Setiap orang berhak merasakan manfaat meditasi, tanpa syarat religius atau kepribadian tertentu.
Mulailah dari yang sederhana, misalnya 10 menit sehari, dan rasakan perubahan positif dalam tubuh dan pikiran Anda.
Penulis: Imada Lubis