5 Mitos tentang Yoga yang Masih Banyak Dipercaya Orang

Yoga bukan hanya untuk wanita atau orang yang sudah fleksibel. Kenali 5 mitos populer tentang yoga yang sering disalahpahami dan temukan fakta sebenarnya disini.

5 Mitos tentang Yoga yang Masih Banyak Dipercaya Orang

Yoga kini semakin populer sebagai gaya hidup sehat yang menyeimbangkan tubuh dan pikiran. Namun, seiring meningkatnya popularitasnya, beredar pula berbagai kesalahpahaman yang membuat sebagian orang ragu untuk mencobanya.

Banyak yang menganggap yoga hanya untuk orang yang sudah fleksibel saja padahal faktanya, siapa pun bisa berlatih yoga sesuai kemampuan tubuh dan tujuannya.

Berikut ini adalah enam mitos umum tentang yoga yang masih sering dipercaya, beserta penjelasan faktanya agar Anda bisa memahami makna sejati dari latihan kuno ini.

Yoga Hanya untuk Orang yang Tubuhnya Fleksibel

Banyak orang menunda mencoba yoga karena merasa tubuhnya kaku. Padahal, fleksibilitas bukan syarat untuk berlatih yoga justru hasil dari latihan yoga yang konsisten.

Yoga bukan tentang menyentuh ujung kaki, tapi tentang menyadari batas tubuh dan bernapas dengan tenang di dalamnya. Seiring waktu, otot dan sendi akan menjadi lebih lentur, tetapi manfaat utamanya tetap pada kesadaran dan keseimbangan, bukan kemampuan fisik semata.

Yoga Hanya untuk Wanita

Salah satu kesalahpahaman paling umum adalah bahwa yoga hanya cocok untuk wanita. Padahal, sejarah yoga menunjukkan bahwa latihan ini lahir di India dan awalnya diajarkan oleh pria.

Kini, yoga terbuka bagi siapa pun tanpa memandang gender, usia, atau latar belakang. Banyak atlet pria dunia seperti LeBron James hingga David Beckham beryoga yoga untuk meningkatkan performa, keseimbangan, dan fokus mental mereka.


BACA JUGA: Yoga di Kantor, Peregangan Singkat untuk Lawan Pegal


Yoga Sama dengan Peregangan Biasa

Sekilas, gerakan yoga memang mirip dengan peregangan. Namun, perbedaannya terletak pada unsur pernapasan dan kesadaran penuh (mindfulness).
Yoga tidak hanya melatih tubuh, tetapi juga pikiran.

Setiap pose diiringi oleh napas yang teratur dan fokus batin, yang membantu menenangkan sistem saraf, mengurangi stres, serta meningkatkan konsentrasi.
Peregangan mungkin membuat otot lentur, tapi yoga membuat tubuh dan pikiran terhubung secara harmonis.

Yoga Adalah Praktik Keagamaan Tertentu

Sebagian orang masih menganggap yoga identik dengan ajaran spiritual tertentu. Faktanya, yoga memang memiliki akar filosofis dari India kuno, tetapi praktik modern yoga bersifat universal dan non religius.

Yoga dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa harus memeluk keyakinan tertentu. Fokusnya adalah pada keseimbangan tubuh, napas, dan pikiran. Anda bisa mempraktikkan yoga sebagai latihan fisik, meditasi, atau bentuk relaksasi, tanpa harus terlibat dalam aspek spiritualnya.

Yoga Tidak Termasuk Olahraga

Banyak yang menganggap yoga tidak cukup “berkeringat” untuk disebut olahraga. Padahal, beberapa jenis yoga seperti Vinyasa, Power Yoga, dan Ashtanga Yoga dapat membakar kalori, memperkuat otot inti, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Selain itu, yoga juga melatih keseimbangan, stabilitas, serta koordinasi tubuh yang penting dalam berbagai aktivitas fisik lainnya. Latihan ini bahkan direkomendasikan oleh banyak fisioterapis sebagai pelengkap olahraga berat karena membantu pemulihan otot dan mengurangi risiko cedera.


BACA JUGA: Jangan Tertipu! Banyak Keringat Belum Tentu Banyak Lemak Terbakar. Cek Dulu Faktanya di Sini!


Kesimpulannya, yoga bukan tentang bentuk tubuh, usia, agama, atau tren. Yoga adalah tentang mengenal diri sendiri, menyatu dengan napas, dan menciptakan ruang tenang di dalam tubuh serta pikiran Anda sendiri.

Diharapkan dengan memahami fakta di balik mitos-mitos ini, Anda bisa melihat yoga dari perspektif yang lebih terbuka dan realistis.