Benarkah Duduk Terlalu Lama Lebih Berbahaya dari Merokok? Ini Penjelasannya!

Ungkapan “duduk lebih berbahaya dari merokok” tidak bisa dipahami secara literal. Tapi sebagai bentuk peringatan keras bahwa gaya hidup pasif sangat berbahaya.

Benarkah Duduk Terlalu Lama Lebih Berbahaya dari Merokok? Ini Penjelasannya!

Belakangan, muncul pernyataan yang cukup mengejutkan yakni “Duduk terlalu lama lebih berbahaya daripada merokok.” Pernyataan ini dengan cepat menyebar, menjadi bahan diskusi di media sosial, bahkan disampaikan dalam berbagai seminar kesehatan.

Tapi benarkah duduk bisa lebih membunuh daripada sebatang rokok? Yuk, kita bahas.

Asal-Usul Pernyataan

Kalimat ini pertama kali dipopulerkan oleh Dr. James Levine, peneliti dari Mayo Clinic, yang menyebut bahwa gaya hidup sedentari (minim aktivitas fisik) bisa menimbulkan berbagai penyakit kronis seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan bahkan meningkatkan risiko kematian dini.

Ungkapan “sitting is the new smoking” digunakan sebagai bentuk kampanye agar masyarakat lebih aktif bergerak. Namun, apakah duduk memang lebih membunuh daripada rokok?


BACA JUGA: Pentingnya Olahraga Sejak Muda untuk Jaga Kesehatan Tulang di Masa Tua


Bahaya Terlalu Lama Duduk

Duduk dalam waktu lama memang telah terbukti memberikan dampak negatif bagi kesehatan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Annals of Internal Medicine (2015), terlalu lama duduk terutama tanpa diselingi aktivitas fisik, dapat meningkatkan risiko kematian dini, bahkan pada mereka yang rutin berolahraga.

Ini berarti, jika seseorang duduk lebih dari 8 jam sehari tanpa banyak bergerak, mereka bisa memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi, seperti:

  • Gangguan metabolisme
  • Tekanan darah tinggi
  • Kadar kolesterol buruk meningkat
  • Peningkatan kadar gula darah
  • Risiko penyakit jantung koroner

Sementara itu, World Health Organization (WHO) mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik menyebabkan sekitar 2 juta kematian per tahun secara global.


BACA JUGA: Ini Alasan Kenapa Merokok Bikin Olahraga Anda Jadi Sia-Sia


Dibandingkan dengan Merokok, Mana Lebih Parah?

Dibandingkan dengan Merokok, Mana Lebih Parah?

Merokok secara langsung menyebabkan berbagai penyakit mematikan, seperti kanker paru, stroke, dan penyakit jantung. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), rokok bertanggung jawab atas kematian lebih dari 8 juta orang setiap tahunnya, termasuk perokok pasif.

Sementara duduk terlalu lama tidak langsung menyebabkan kematian, tetapi menjadi pemicu masalah serius dalam jangka panjang terutama bila dibarengi dengan gaya hidup pasif dan pola makan tidak sehat.

Jadi, duduk bukan secara harfiah lebih berbahaya dari rokok, tapi menjadi risiko besar yang sering tidak disadari.


BACA JUGA: Cara Mencegah Munculnya Penyakit Akibat Pola Hidup Tidak Sehat


Kuncinya Seimbangkan Antara Aktivitas dan Istirahat

Meski kita tidak bisa menghindari duduk sepenuhnya terutama bagi pekerja kantoran. Beberapa langkah kecil berikut ini bisa membantu mencegah dampaknya:

  • Bangun dan bergerak setiap 30–60 menit
  • Gunakan standing desk jika memungkinkan
  • Lakukan peregangan ringan di sela waktu kerja
  • Prioritaskan jalan kaki atau naik tangga
  • Lakukan olahraga ringan setiap hari

BACA JUGA: Resep Ayam Botok


Kesimpulannya, ungkapan “duduk lebih berbahaya dari merokok” tidak bisa dipahami secara literal, tapi sebagai bentuk peringatan keras bahwa gaya hidup pasif sangat berbahaya. Duduk terlalu lama dapat memicu berbagai penyakit serius jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik.

Mulai sekarang, yuk lebih aktif bergerak untuk tubuh yang sehat, pikiran yang bugar, dan hidup yang lebih panjang!

Sumber Referensi

Mayo Clinic. (n.d.). What sitting too much does to your body. Retrieved July 31, 2025, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/expert-answers/sitting/faq-20058005

Biswas, A., Oh, P. I., Faulkner, G. E., Bajaj, R. R., Silver, M. A., Mitchell, M. S., & Alter, D. A. (2015). Sedentary time and its association with risk for disease incidence, mortality, and hospitalization in adults: a systematic review and meta-analysis. Annals of Internal Medicine, 162(2), 123–132.