Benarkah Stres Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung? Ini Penjelasannya
Stres, terutama stres kronis, memang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Dampaknya dapat terjadi melalui berbagai mekanisme, seperti peningkatan tekanan darah, peradangan, kerusakan pembuluh darah dan lainnya.

Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Faktor-faktor risiko yang telah lama dikenal untuk penyakit jantung meliputi pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, merokok, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Namun, belakangan ini, stres juga mulai diidentifikasi sebagai faktor risiko yang signifikan dalam perkembangan penyakit jantung. Lantas, benarkah stres dapat meningkatkan risiko penyakit jantung? Mari kita bahas lebih lanjut.
Bagaimana Stres Mempengaruhi Tubuh?
Stres adalah respons tubuh terhadap tekanan atau ancaman, baik itu fisik, emosional, atau psikologis. Ketika kita merasa stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.
Hormon-hormon ini memicu serangkaian reaksi dalam tubuh, seperti peningkatan detak jantung, tekanan darah yang lebih tinggi, dan peningkatan aliran darah ke otot-otot. Ini adalah respons alami yang membantu kita menghadapi tantangan atau bahaya yang mendekat.
Namun, jika stres terjadi dalam jangka panjang, dampaknya bisa lebih buruk. Terlalu banyak kortisol yang beredar dalam tubuh dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan kadar gula darah, dan berkontribusi pada penumpukan lemak tubuh, terutama di area perut.
Apalagi jika kondisi ini cenderung abaikan, pada gilirannya, dapat memperburuk faktor-faktor risiko lain untuk penyakit jantung, seperti obesitas dan diabetes.
BACA JUGA: Obesitas, Penyebab, Dampak dan Cara Mencegahnya
Stres Kronis dan Penyakit Jantung

Stres yang bersifat kronis, misalnya yang disebabkan oleh masalah pekerjaan, hubungan, atau masalah keuangan, dapat memengaruhi tubuh secara signifikan dalam jangka panjang. Ketika tubuh berada dalam keadaan stres terus-menerus, sistem imun kita juga dapat terganggu, yang membuatnya lebih rentan terhadap penyakit.
Selain itu, stres kronis dapat menyebabkan kebiasaan hidup yang buruk, seperti pola makan yang tidak sehat, merokok, atau konsumsi alkohol berlebihan, yang semuanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
BACA JUGA: Pengaruh Merokok Terhadap Performa Olahraga, 5 Fakta yang Perlu Anda Ketahui
Hubungan Stres dan Tekanan Darah Tinggi

Salah satu dampak langsung dari stres adalah peningkatan tekanan darah. Ketika seseorang mengalami stres, detak jantungnya meningkat dan pembuluh darah menyempit, menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Jika hal ini terjadi secara teratur, tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat berkembang. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama untuk penyakit jantung, karena dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan beban pada jantung.
Dalam jangka panjang, tekanan darah yang tinggi dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, menyebabkan plak menumpuk dan menyempitkan pembuluh darah (aterosklerosis), yang pada gilirannya meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.
BACA JUGA: Water Fasting 3 Hari, Tren Detoks Viral, Sehat atau Malah Berisiko?
Stres dan Perilaku Tidak Sehat
Stres juga dapat memengaruhi perilaku seseorang. Dalam situasi yang penuh tekanan, banyak orang cenderung memilih untuk mengonsumsi makanan tidak sehat yang tinggi lemak, gula, dan garam, sebagai bentuk pelarian atau untuk merasa lebih baik.
Kebiasaan ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan gangguan metabolik, yang keduanya berkontribusi pada risiko penyakit jantung. Selain itu, stres dapat menyebabkan seseorang mengabaikan olahraga atau bahkan mendorong kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
Semua faktor ini memperburuk kesehatan jantung dan meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit jantung.
BACA JUGA: Begadang Tiap Malam? Hati-Hati, Ini 5 Risiko Serius yang Mengintai Tubuh Anda!
Stres Emosional dan Serangan Jantung
Stres emosional yang kuat, seperti kehilangan orang yang kita cintai, perceraian, atau peristiwa traumatis lainnya, dapat memicu peningkatan risiko serangan jantung. Peristiwa emosional yang sangat menegangkan dapat memicu perubahan dalam sistem saraf otonom, yang mengatur detak jantung dan tekanan darah.
Selain itu, stres emosional yang tinggi juga bisa memengaruhi kualitas tidur, yang pada gilirannya berdampak negatif pada kesehatan jantung. Tidur yang buruk dapat meningkatkan tekanan darah, merusak metabolisme, dan menyebabkan peradangan dalam tubuh.
BACA JUGA: Bagaimana Cara Meningkatkan Metabolisme Tubuh Melalui Olahraga?
Tips Mengelola Stres untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Mengingat dampak buruk stres pada kesehatan jantung, penting untuk mengelola stres dengan baik. Beberapa cara yang efektif untuk mengurangi stres dan menjaga kesehatan jantung antara lain:
- Olahraga secara teratur: Aktivitas fisik dapat mengurangi hormon stres dan meningkatkan mood.
- Meditasi dan teknik relaksasi: Teknik seperti pernapasan dalam, yoga, atau meditasi dapat membantu meredakan ketegangan fisik dan mental.
- Tidur yang cukup: Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk memulihkan tubuh dan mengurangi stres.
- Makan dengan pola sehat: Diet yang kaya buah, sayuran, protein rendah lemak, dan lemak sehat dapat membantu mengurangi dampak negatif stres pada tubuh.
- Membangun dukungan sosial: Berbicara dengan teman, keluarga, atau seorang konselor dapat membantu mengurangi stres emosional.
BACA JUGA: Cara Menjaga Nutrisi Sayuran Saat Dimasak Agar Tidak Hilang
Kesimpulannya, stres terutama stres kronis, memang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Dampaknya dapat terjadi melalui berbagai mekanisme, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya diatas.
Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk belajar bagaimana mengelola stres dengan baik guna menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit jantung serta untuk kesehatan secara keseluruhan.