Overtraining dan Overreaching, Bedanya Apa? Ini Penjelasannya!
Bingung bedakan overtraining dan overreaching? Artikel ini menjelaskan perbedaan, ciri-ciri, serta cara mengenalinya agar latihan tetap aman dan efektif.

Dalam dunia kebugaran, semangat berlatih memang penting, tetapi tubuh juga punya batas. Banyak orang sering bingung membedakan apakah mereka hanya sedang lelah, mengalami overreaching, atau sudah masuk ke kondisi serius yang disebut overtraining.
Kedua istilah ini memang mirip, sama-sama berkaitan dengan stres akibat latihan berlebihan, tetapi dampaknya berbeda. Yuk, kita bahas perbedaan mendasarnya dan bagaimana mengenali sinyal tubuh Anda.
Apa Itu Overreaching?
Overreaching adalah kondisi penurunan performa sementara akibat peningkatan beban latihan yang lebih tinggi dari kapasitas pemulihan jangka pendek.
Jenisnya ada dua:
- Functional Overreaching (FOR): penurunan performa jangka pendek yang justru diperlukan untuk adaptasi. Setelah istirahat singkat, performa meningkat karena superkompensasi.
- Non-Functional Overreaching (NFOR): penurunan performa yang lebih lama tanpa peningkatan signifikan setelah istirahat; biasanya butuh waktu mingguan untuk pulih.
Ciri-Ciri Overreaching
- Kelelahan dan performa menurun sementara.
- Sulit menyelesaikan latihan yang biasanya terasa ringan.
- Mood berubah, lebih mudah marah atau cemas.
- Gangguan tidur.
Dengan istirahat cukup (hari hingga minggu), kondisi ini bisa pulih total.
BACA JUGA: Kenapa Pemulihan Otot Setelah Olahraga Itu Penting? Ini Alasannya!
Apa Itu Overtraining?

Overtraining Syndrome (OTS) adalah kondisi kronis akibat latihan berlebihan dalam jangka panjang tanpa pemulihan yang memadai. Berbeda dengan overreaching, overtraining bisa mengganggu banyak aspek kesehatan.
Ciri-Ciri Overtraining:
- Performa tetap menurun meski sudah istirahat panjang.
- Hilang motivasi berlatih.
- Gangguan hormonal: testosteron menurun, kortisol meningkat.
- Sistem imun melemah, tubuh lebih mudah sakit.
- Gangguan psikologis seperti depresi atau kecemasan.
Pemulihan dari overtraining bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan kadang memerlukan bantuan medis.
BACA JUGA: Kandungan Nutrisi Wortel dan Khasiatnya untuk Kesehatan Tubuh
Perbedaan Utama Overtraining dan Overreaching
- Durasi Pemulihan: Overreaching pulih dalam hitungan hari atau minggu, overtraining butuh waktu berbulan-bulan.
- Dampak: Overreaching masih bisa bermanfaat bila dikelola dengan benar (superkompensasi), sedangkan overtraining selalu merugikan.
- Keparahan: Overtraining memengaruhi sistem hormon, imun, hingga psikologis; overreaching hanya bersifat sementara.
BACA JUGA: Cara Melakukan Deload dengan Benar agar Terhindar dari Overtraining
Cara Mencegah Overtraining dan Overreaching Berlebihan
- Gunakan periodisasi latihan (atur variasi intensitas dan volume).
- Lakukan deload week setiap 4–6 minggu.
- Pantau mood, kualitas tidur, dan performa.
- Konsumsi cukup kalori, protein, serta hidrasi.
- Prioritaskan recovery aktif dan tidur yang cukup.
BACA JUGA: Resep Ayam Rendang
Kesimpulannya, overreaching dan overtraining sama-sama tanda tubuh mengalami stres akibat latihan berlebihan. Bedanya, overreaching bisa menjadi strategi positif, sementara overtraining bisa berbahaya.
Dengarkan tubuh Anda, jangan abaikan tanda-tanda kelelahan, dan selalu seimbangkan latihan dengan istirahat. Dengan begitu, perjalanan kebugaran tetap aman, sehat, dan maksimal hasilnya.
Saatnya Latihan dengan Pintar, Bukan Sembarangan!

Jangan biarkan overreaching dan overtraining menghentikan progress Anda. Yuk, wujudkan tujuan fitness lebih aman dan nyaman bareng KELAS FITNESS lewat Program 1-on-1 Online Personal Trainer. Dapatkan:
✅ Instruktur berpengalaman siap mendampingi setiap sesi
✅ Program latihan personal sesuai kebutuhan (fat loss, toning, hipertrofi, dll.)
✅ Meal plan + konsultasi ahli gizi untuk hasil lebih tepat sasaran
✅ Pantauan progres rutin biar Anda konsisten
✅ Bonus konsultasi dokter supaya latihan tetap aman dan nyaman
Klik DISINI sekarang dan upgrade perjalanan fitness Anda!